Pahami Bunga Kredit Kendaraan Bermotor

Bunga Kredit Kendaraan Bermotor

Banyak yang enggan untuk mencoba membandingkan  antara satu dealer dengan dealer lainnya saat akan mengajukan kredit kendaraan bermotor. Alasannya, sederhana saja, yaitu malas. Mereka berpikir untuk apa repot membandingkan, toh paling perbedaannya sedikit. Padahal, memilih perusahaan penyedia layanan kredit yang tepat dapat membantu Anda memperoleh keuntungan, loh. Nah, untuk orang-orang yang seperti ini dan cenderung tidak mau repot, umumnya juga akan mengabaikan yang namanya suku bunga pinjaman. Bukan hanya mengenai jumlah suku bunga yang dibebankan saja, tetapi juga jenis bunga yang diterapkan oleh dealer kepada pemilik kendaraan. Padahal, memahami hal ini penting, loh.

Bunga Kredit Kendaraan BermotorSecara umum, ada dua jenis suku bunga yang diterapkan oleh dealer, yaitu fixed rate atau suku bunga tetap dan floating rate atau bunga mengambang. Nah, untuk lebih jelasnya, langsung saja kita bahas yah:

  • Fixed rate

Pada kredit yang menggunakan penghitungan fixed rate, tidak akan pernah mengalami perubahan nilai cicilan dari awal hingga akhir masa kredit. Sebab itulah dinamakan fixed rate. Artinya, untuk Anda yang memiliki penghasilan tetap setiap bulannya (misalnya karyawan), kredit dengan jenis suku bunga ini jelas akan memudahkan Anda. Sebab, nilai cicilan akan tetap, jadi Anda akan lebih mudah dalam mengatur keuangan setiap bulannya.

  • Floating rate

Pada kredit yang menggunakan penghitungan floating rate, nilai suku bunga akan terus berubah sesuai dengan suku bunga saat itu. Artinya, bisa saja nilai cicilan dibulan kemarin dengan bulan depan akan memiliki nilai yang berbeda. Itulah sebabnya, untuk seseorang yang menggunakan bunga ini akan berharap suku bunga sedang mengalami penurunan. Dan tentunya akan merasa sedih ketika suku bunga sedang mengalami kenaikan. Sebab, itu artinya nilai cicilan yang harus dibayarkan oleh mereka juga akan meningkat.

Tentunya ada keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis. Pada fixed rate, nilai cicilan akan tetap meskipun suku bunga naik. Namun, kerugiannya, tidak akan merasakan keuntungan ketika suku bunga sedang turun. Sementara pada floating rate, kita tidak akan mndapat kepastian nilai cicilan sehingga agak sulit mengatur keuangan. Untuk cicilan jangka panjang, seperti KPR, terkadang juga menerapkan sistem fixed rate yang dipadukan dengan floating rate. Misalnya saja, pada beberapa tahun pertama akan menggunakan sistem fixed rate dan kemudian berubah menjadi floating rate pada tahun selanjutnya hingga masa pinjaman berakhir. (Vita)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*