Orthorexia, Obsesi Tidak Sehat Terhadap Makanan Sehat

Orthorexia

Mengonsumsi makanan sehat merupakan salah satu cara untuk menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Dengan begitu, kamu jadi tidak perlu memanfaatkan polis asuransi syariah milikmu untuk biaya berobat ke dokter. Tidak hanya itu, kebiasaan makan sehat juga bisa membuat tubuhmu terasa lebih nyaman karena semua kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan sehat bisa memicu seseorang mengalami orthorexia? Yaitu kondisi di mana seseorang mengalami obsesi berlebihan terhadap menu makanan sehat dengan terlalu fokus pada nutrisinya.

Ya, memerhatikan kandungan nutrisi pada menu makanan yang dikonsumsi memang penting. Namun bagi seseorang yang mengalami orthorexia, hal ini dilakukan secara berlebihan hingga menyebabkan masalah kesehatan fisik maupun psikologis. Tidak hanya itu, meskipun fokus pada menu makan yang dianggap “baik” dan menilai nutrisi pada makanan secara berlebihan, kenyataannya banyak penderita orthorexia yang mengalami kekurangan nutrisi.

Seorang penulis dalam situs healthline membagikan pengalamannya ketika mengalami masalah ini. Semuanya berawal dari keinginannya untuk membiasakan diri mengonsumsi makanan sehat sejak kecil. Dia menyadari betapa pentingnya memerhatikan nutrisi dalam makanan untuk kesehatan sehingga meskipun awalnya tidak suka, dia mulai membiasakan diri hingga akhirnya menyukai makanan sehat yang dikonsumsi.

Ketika remaja, dia mulai menjadi seorang vegetarian dan setahun setelahnya menjadi vegan. Dengan perubahan tersebut dia semakin memerhatikan semua menu makanannya dengan ketat. Namun, 3 tahun menjadi vegan dia divonis mengalami kekurangan zat besi yang diperkirakan karena tidak mengonsumsi daging dan susu. Tidak hanya itu, dalam sebuah kegiatan dan saat sedang makan sajian prasmanan, tanpa sengaja dia mengonsumsi saus yang mengandung udang. Hal tersebut menyebabkannya mengalami kepanikan.

Berbagai masalah psikologis yang dirasakannya membuatnya mencari bantuan untuk perawatan kepanikan yang dialaminya. Dari sanalah diketahui bahwa masalahnya berkaitan dengan kebiasaan makannya.

Selama bertahun-tahun, dia mengalami orthorexia yang tidak disadarinya. Yaitu dengan terlalu fokus mengontrol menu makannya yang menurutnya “benar” hingga akhirnya merasa tertekan dan tidak lagi merasakan nikmatnya makan. Namun, setelah melakukan perawatan, dia mulai membuka diri terhadap berbagai makanan yang sebelumnya tidak bisa dinikmati karena dianggap “tidak benar”.

Kasus seperti di atas mungkin sebenarnya juga terjadi pada orang-orang di sekitar kita. Hanya saja seseorang yang mengalami orthorexia ini terkadang sulit dibedakan dengan seseorang yang memang mengatur menu makannya tetap sehat secara wajar. Itulah sebabnya seseorang yang mengalami masalah ini banyak yang tidak menyadarinya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*